Karenaitu, kadang-kadang Ia memberikan hajaran agar mereka bertobat. Dalam keadaan khusus, bencana bisa terjadi sebagai hukuman Tuhan. Ini adalah karena kesalahan manusia sendiri, terutama jika pempimpin atau bangsa melakukan hal-hal yang jahat. Bencana bisa terjadi kepada siapapun juga. Jika seorang mengalami bencana, itu belum tentu
bagusp Official Writer Banyak dari kita yang menyesali perbuatan dosa kita lalu berusaha untuk bertobat namun sering jatuh dalam dosa yang sama berulang-ulang kali sampai kita masuk ke dalam titik jenuh akan penyesalan tersebut dan akhirnya kita merasa percuma untuk bertobat, karena kita berpikir ke depan pasti kita akan melakukannya kembali. Hal ini terjadi karena kita kurang memahami arti dari pertobatan dan kita tidak melakukan pertobatan dengan cara yang benar. Bertobat dalam bahasa yunani berasal dari kata Yunani yang memiliki arti perubahan pikiran. Jadi pertobatan bukan hanya penyesalan tapi bersedia meninggalkan dosa-dosa. Dalam alkitab kita bisa mengambil pembelajaran dari kisah Saul dan Daud Makam Raja Daud ditemukan, mereka berdua sama-sama pernah melakukan dosa yang sangat jahat di mata Tuhan namun ada perbedaan respon yang mereka ambil ketika mereka mengetahui kesalahan mereka. Saul tidak taat pada perintah Allah untuk menumpas seluruh bangsa Amalek termasuk ternak, namun dengan sengaja Saul mengambil ternak orang Amalek. Samuel menegur Saul namun dia beralasan menyisakan ternak untuk mempersembahkannya sebagai korban bakaran kepada Tuhan. Saul tidak bertobat justru dia berusaha membenarkan tindakannya. Berbeda dengan Daud, ketika dia ditegur oleh Tuhan melalui Nabi Natan karena telah membunuh Uria untuk menjadikan Batsyeba Istri Uria sebagai istrinya. Daud tidak berusaha membenarkan tindakannya tersebut, dia menyadari dan mengakui kesalahannya dengan kerendahan hati dan mulai mengarahkan diri kembali kepada Allah dengan berpuasa dan berdoa. “Lalu berkatalah Daud kepada Natan "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu engkau tidak akan mati” - 2 Samuel 1213 Setiap dosa pasti ada konsekuensi yang harus kita tanggung, begitu pula yang dialami oleh Saul, ketika dia tidak bertobat dan semakin memakai caranya sendiri untuk memimpin Israel, Roh Tuhan mulai undur darinya. Sementara Daud walaupun harus menerima kenyataan bahwa anak pertamanya dengan Batsyeba harus meninggal sebagai hukuman atas dosa yang dilakukannya, Daud mengalami pemulihan dan bahkan Tuhan memberkati rumah tangga Daud dengan Batsyeba dengan mengaruniakan Salomo sebagai anak mereka. Dari kisah tersebut kita bisa mengetahui pertobatan itu penting karena dengan pertobatan kita bisa menerima pengampunan dari Tuhan sehingga kita bisa terhindar dari murka Allah, hidup terberkati, semakin dipulihkan dan menghasilkan sukacita surgawi karena kita telah terbebaskan dari dosa-dosa kita. Tahap yang paling sulit setelah pertobatan adalah mempertahankan pertobatan itu sendiri, sehingga ada beberapa point yang harus kita ketahui untuk mempertahankan pertobatan kita, sbb 1. Jadikan dasar pertobatan kita karena kita mengasihi Tuhan. Upah dosa adalah maut, bagi siapapun yang masih bertahan dalam dosa pasti tidak akan memiliki keselamatan, namun disayangkan banyak orang-orang yang bertobat karena rasa takut masuk neraka. Hal ini bukanlah alasan yang tepat untuk melakukan pertobatan. Jangan jadikan pertobatan hanya untuk memperoleh keselamatan, tapi jadikan pertobatan karena kita mengasihi Tuhan dan ingin taat untuk setiap perintahnya. Kita harus mengingat keselamatan adalah anugrah yang Tuhan berikan bagi setiap anak Tuhan yang mengasihi-Nya. ”Kata Yesus kepada mereka "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." - Yohanes 834-36 2. Merubah pola pikir kedagingan. Pertobatan lebih dari sekedar ucapan penyesalan, lebih dari sekedar doa memohon ampun, lebih dari sekedar didoakan hamba Tuhan. Pertobatan adalah langkah untuk kita bertindak merubah setiap pola pikir kita yang terikat dengan kedagingan menjadi pola pikir anak-anak Tuhan yang telah dimerdekakan dari dosa. Dengan memiliki pola pikir yang sudah dirubah maka kita akan memiliki arah hidup yang selalu tertuju kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, berani menyangkal diri dan mengambil bagian dalam pelayanan tanpa batas bagi Tuhan. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. - Roma 122 3. Membuat komitmen untuk meninggalkan dosa. Sangat mudah bagi kita terjatuh dalam dosa yang sama karena iblis memakai dosa lama kita sebagai senjata paling ampuh menjatuhkan kita karena itu diperlukan sebuah komitment untuk meninggalkan dosa tersebut. Langkah yang bisa diambil untuk memperkuat komitmen kita, yaitu fokus dengan masa depan kita dan jangan mengingat apa yang pernah menjadi dosa kita karena hal tersebut bisa mengintimidasi kita dan yang paling penting menjaga keintiman kita dengan Tuhan sehingga tidak ada cela untuk iblis memasuki kehidupan kita. “….. aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku” - Filipi 313 Mungkin kemarin kita pernah gagal untuk mempertahakan pertobatan yang kita lakukan dan berulang-ulang kali jatuh dalam dosa yang sama, mari jangan takut untuk tetap melakukan pertobatan dengan sungguh-sungguh dan dengan kerendahan hati mengakui semuanya dihadapan Tuhan. Tuhan sangat mengasihi kita dan rindu untuk kita tetap berkenan dan melekat bersamanya. Anda diberkati dengan konten-konten kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini. Yuk bergabung jadi mitra hari ini. Sumber Halaman 1

Apakahdia bertobat sesaat setelah melakukan dosa itu? Tetapi bukan itu yang terjadi. Hal itu kita bisa lihat Pada saat kita sampai ke 2 samuel 12, ketika anak hasil hubungan perzinahan itu lahir. Itu berarti lebih dari sembilan bulan telah berlalu sejak Daud melakukan dosa-dosa ini, sama sekali dia tidak bertobat. Tetapi Daud berusaha menutupi

Menjadi manusia sempurna tanpa dosa atau kesalahan sedikit pun tentu sangat tidak mungkin. Bahkan dalam sebuah kalam hikmah disebutkan, “Manusia adalah tempat salah dan dosa”. Ungkapan sederhana, namun menyimpan banyak makna di dalamnya. Dengan ungkapan tersebut, manusia tidak mempunyai alasan untuk sombong dan merasa lebih baik dari orang lain, karena antara dirinya dan orang lain sama-sama pernah melakukan dosa. Manusia dengan segala keterbatasan dan kekurangannya selalu diliputi kemungkinan berbuat dosa, baik disengaja atau tidak sekalipun. Apalagi jika hawa nafsu sudah menguasai jiwanya. Ia akan menjadi mainan yang sangat gampang untuk diajak berbuat kesalahan dan kemaksiatan. Bahkan, dalam kondisi itu, ketaatan seolah tidak bernilai sama sekali dalam kehidupannya. Namun, meski manusia tidak bisa lepas dari dosa, atau bahkan dosa-dosanya sudah menumpuk, bukan berarti tidak ada lagi jalan untuk memperbaiki dirinya. Karena, betapa pun besar dan menggunung dosa seorang hamba, pintu rahmat Allah selalu terbuka. Allah memberikan manusia kesempatan untuk memperbaiki dirinya, yaitu dengan cara bertobat dari perbuatan-perbuatan yang berkonsekuensi dosa. Secara etimologi, tobat berarti kembali. Sedangkan secara terminologi, tobat berarti meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang hina menuju pekerjaan yang mulia. Atau jika disederhanakan, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali, yaitu menyucikan hati dari dosa. Tobat menjadi sangat penting untuk dilakukan, karena dengannya, seseorang bisa membersihkan hati dari dosa-dosa yang mengotorinya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ اَلْخَطَّائِينَ اَلتَّوَّابُونَ Artinya, “Semua anak adam manusia melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat” HR At-Tirmidzi. Cara-cara Bertobat Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Tajul Arus menjelaskan tentang dua cara bertobat yang bisa ditempuh seorang hamba, yaitu 1. Al-Muhasabah intropeksi Maksdunya, orang yang ingin betobat harus tidak lepas dari introspeksi. Caranya, selalu berpikir sepanjang umurnya, jika waktu pagi datang, maka berpikirlah perihal apa yang akan dilakukan olehnya pada malam hari. Jika menemukan pekerjaan taat, maka bersyukurlah pada Allah, dan jika menemukan pekerjaan maksiat, maka istighfarlah kepada-Nya dan segera bertobat. Tidak cukup dengan itu, ia harus mencela dirinya atas maksiat yang diperbuat. Karena, tidak ada cara paling ampuh dalam bertobat selain mencela diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Jika tips ini dilakukan, maka Allah akan memberikan kemuliaan, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Ibnu Athaillah, yaitu فان فعلت ذلك أبدلك الله بالحزن فرحا، وبالذل عزا، وبالظلمة نورا، وبالحجاب كشفا Artinya, “Jika tips di atas dilakukan, maka Allah akan menggantikan kesedihan dengan bahagia, hina dengan mulia, gelap dengan cahaya, dan kondisi terhalang dari Allah dengan terbuka mengenal Allah” Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Farhatun Nufus bi Syarhi Tajul Arus, [Beirut Dar al-Kutub 2015], h. 17. Tidak cukup dengan itu, seorang hamba harus merasa bahwa dirinya selalu ada dalam pengawasan Allah ﷻ. Dengannya, tidak akan melakukan pekerjaan yang berujung dosa, bahkan tidak melakukan pekerjaan dengan tujuan selain Allah ﷻ. Dosa dalam diri manusia menjadi penyebab kegelapan hati yang selalu membekas. Maksiat bagaikan api, sedangkan dosa sebagai asapnya. Jika asap api mengenai rumah, seindah apa pun rumahnya akan menjadi tidak elok dipandang dan tidak nyaman ditempati. Begitupun dengan manusia, sebersih apa pun dia dari kesalahan. Jika maksiat sudah diperbuat olehnya, dan dosa menjadi konsekuensinya, maka Allah tidak akan senang dengannya, sehingga ia akan semakin jauh dari Allah. Oleh karenanya, tidak ada cara lain selain membersihkan dosa dalam diri manusia kecuali dengan cara bertobat. 2. Al-Ittiba’ mengikuti Rasulullah Maksudnya, orang yang ingin bertobat harus tunduk patuh mengikuti Rasulullah dalam semua tindakannya, seperti pekerjaan, ucapan, dan ibadahnya. Apalah arti sebagai umat Nabi Muhammad jika semua pekerjaan yang dilakukan justru tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah? Seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya selama ia tunduk patuh dan mengikuti jejak langkah Rasulullah dalam kehidupannya sehari-hari. Ketentuan kedua ini begitu jelas, dalam Al-Qur’an Allah memerintahkannya, yaitu قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Artinya, “Katakanlah Nabi Muhammad, Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” QS Ali Imran 31 Mengikuti jejak langkah yang dipraktikkan oleh Rasulullah, menunjukkan sebagai upaya menjadi bagian darinya. Berusaha menjadi bagian Rasulullah artinya berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Begitupun sebaliknya, tidak mengikuti Rasulullah artinya tidak ingin menjadi bagian darinya, dan tentu juga ingin menjauh dari Allah. Naudzubillah. Penjelasan tersebut mengingatkan kita pada kisah yang terjadi beberapa abad yang lalu, tepatnya ketika peristiwa perang Khandaq, yaitu pengakuan Rasulullah pada sahabat Salman al-Farisi yang dinyatakan sebagai keluarganya. Dalam haditsnya, secara jelas Rasulullah bersabda سلمان منا أهل البيت Artinya, “Salman merupakan bagian dari kita, sebagai keluarga.” Imam Suyuthi, Jam’ul Jawami’, juz 1, h. 1334 Sebagaimana diketahui, sahabat Salman bukanlah keturunan Rasulullah, bahkan tidak termasuk dari golongan suku Quraisy. Ia hanyalah pendatang dari kota Persia untuk masuk Islam. Betapapun demikian, sikap tunduk patuh dan mengikuti semua tingkah laku Rasulullah menjadikan orang Persia itu bagian darinya, bahkan dianggap sebagai keluarganya. Jika tunduk patuh dalam mengikuti langkah Rasulullah bisa dianggap sebagai bagian darinya, tentu mereka yang tidak mengikuti tidak bisa dianggap sebagai bagiannya. Hal ini tergambar secara jelas dalam kisah Nabi Nuh alaihissalam, ketika menganggap anaknya sebagai bagian darinya. Lantas, Allah berfirman kepadanya قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ Artinya, “Dia Allah berfirman, Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik.” QS Hud 46. Dua peristiwa di atas menjadi sebuah bukti bahwa tidak ada cara yang lebih baik untuk mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ ketika bertobat selain mengikuti jejak Rasulullah. Bahkan Allah sudah menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang taat pada Rasul-Nya sebagaimana disebutkan pada ayat di atas. Sunnatullah, santri sekaligus pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Kokop Bangkalan Jawa Timur.
Misalnyasaja seperti seorang supir bus antar kota yang rutin melakukan perjalanan jauh. Kebiasaan menahan kencing ini akan jadi masalah jika Anda melakukannya sejak bertahun-tahun. Michael berkata ada efek jangka panjang dan risiko infeksi yang lebih tinggi dan serius. Salah satu risikonya yakni melemahnya otot kandung kemih.

Apa itu bertobat? bertobat adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian bertobat adalah Kamus Definisi Bahasa Indonesia KBBI ? bertobat 1 menyesal dan berniat hendak memperbaiki perbuatan yang salah dsb sekarang ia sudah ~; 2 kembali kepada Tuhan atau agama jalan yang benar Definisi ? Loading data ~~~~ 5 - 10 detik semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “bertobat” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata bertobat artinya apaan sih? apa maksud perkataan bertobat apa terjemahan dalam bahasa Indonesia

Secarakhusus, Petrus melarang orang Kristen untuk berpikir bahwa semua penderitaan pastilah penganiayaan orang Kristen. "Jangan ada di antara kamu yang menderita sebagai pembunuh, pencuri, pelaku kejahatan, atau sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain" ( 1 Petrus 4:15; lihat 2:20 ). Ketika orang Kristen menderita karena melakukan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kita mempunyai satu pemahaman yang sama, bahwa saat Tuhan mengizinkan masalah terjadi pada kehidupan seseorang. Salah satu alasannya adalah agar orang tersebut bertobat. Tetapi pertanyaan, apakah sebuah bencana atau masalah pasti membuat seseorang bertobat? Harusnya bertobat, bukan? Karena dalam bayangan kita, di mana saat orang yang sudah tidak berdaya, berada diujung tanduk kematian harusnya tidak ada pilihan lain, selain dia bertobat dan kembali kepada Tuhan. Akan tetapi, realitanya tidak semua masalah, bencana membawa manusia kepada pertobatan. Ada yang bukannya bertobat, malahan semakin keras hati. Ada seorang bapak yang sakit parah. Lalu saya meminta dia untuk bertobat. Hasilnya dia marah-marah dan tetap mengeraskan hati untuk tidak mau bertobat. Padahal nafasnya sudah sesak. Dia tetap meneruskan kebiasaan minum arak dan mabuk-mabukkan. Dia tidak takut kepada penyakit dan tidak takut mati. Malahan berkata, mati ya sudah, ngapaian takut mati, kapanpun juga mati. Bahkan menyalahkan Tuhan. Jika ada Tuhan, mengapa Tuhan tidak menolong saya? Sepertinya semua salah itulah, yang dilakukan oleh bangsa Israel. Sekalipun Tuhan sudah menghukum Korah, Datan dan Abiram dengan membuat tanah tempat mereka berdiri, terbelah menjadi dua hingga mereka terkubur hidup-hidup Bil. 1631-32. Harusnya orang-orang yang melihat kejadian tersebut segera tertobat, tetapi mereka tidak bertobat justru menyalahkan Musa. "Tetapi pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa dan Harun, kata mereka "Kamu telah membunuh umat Tuhan. Ketika umat itu berkumpul melawan Musa dan Harun, dan mereka kamu telah membunuh umat Tuhan." Ketika umat itu berkumpul melawan Musa dan Harun...Bil. 1641-42a."Mengapa manusia saat sudah berada dalam bencana dan masalah tetap tidak mau bertobat? kalau pertanyaan kita dikaitkan dengan Pandemi kali ini, Mengapa mereka tidak bertobat, padahal wabah sudah bersifat global? Jawabannya karena kita tidak yang ingin saya katakan? Sebenarnya bukan mereka yang harus bertobat, tetapi kita yang harus bertobat. Jika kita bertobat pasti kita akan tahu mereka sudah bertobat. 1 2 3 4 Lihat Humaniora Selengkapnya Toxicpositivity adalah kondisi ketika seseorang memaksa orang lain yang sedang dalam masalah untuk selalu melihat sisi baik dari apa yang terjadi, tanpa mempertimbangkan pengalaman yang dirasakan orang tersebut, dan tanpa memberikan kesempatan orang tersebut untuk mengeluarkan emosinya. serta menyuruh mereka untuk bertobat dan mohon

Oleh Raphael Z. Artikel asli dalam bahasa Inggris 5 Reasons You Should Repent – Again and Again Apakah pertobatan itu? Apakah orang-orang Kristen perlu bertobat? Kapan terakhir kali kamu bertobat? Sebagai orang percaya, kita tahu bahwa Yesus memanggil orang-orang yang belum percaya kepada-Nya dan orang-orang Kristen untuk bertobat ketika mereka jatuh ke dalam dosa Matius 417; Wahyu 25,16,21; 33,19. Namun, pertobatan terlihat seperti sebuah hal tidak menyenangkan dan kita harus memaksa diri kita untuk melakukannya. Itu seperti minum obat yang pahit ketika kita sakit. Kita tidak menginginkannya, tapi kita dipaksa untuk menelan obat yang pahit itu, karena kita tahu obat itu baik bagi kita. Dulu aku memandang pertobatan seperti itu, hingga suatu kali aku menyadari apa makna pertobatan yang sesungguhnya. Singkatnya, ada 3 hal yang terjadi dalam pertobatan Mengakui dosa kita, menolak dosa kita, dan berbalik kepada Allah. Semakin aku mengerti makna pertobatan yang sesungguhnya, semakin aku menyadari bahwa sesungguhnya pertobatan adalah sebuah hadiah yang indah dari Allah untuk kita. Mengapa? Inilah beberapa alasannya. 1. Pertobatan memungkinkan Tuhan memulihkan, mengampuni, dan menyucikan kita Dulu aku merasa tidak layak untuk mendapatkan pengampunan Allah ketika aku jatuh dalam dosa. Aku pikir, “Aku sudah menjadi orang Kristen dan sekarang aku masih mengecewakan Allah seperti ini. Bagaimana mungkin aku bisa berharap Dia mengampuniku?” Syukurlah, Allah meyakinkanku dengan mengingatkanku kebenaran ini “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” 1 Yohanes 19. Sejak saat itu, aku memutuskan untuk mengakui dosa-dosaku kepada Tuhan, tidak peduli betapa aku merasa diriku “tidak layak” atau “tidak bersih”, karena aku tahu Dia akan mengampuniku dan menyucikanku, sehingga aku menjadi benar kembali di hadapan-Nya. Sama seperti Allah datang kepada kita sebelum kita mengenal-Nya, Dia juga masih datang kepada kita dan memanggil kita untuk kembali kepada-Nya sekarang jika kita telah jatuh ke dalam dosa. “Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu” Zakharia 13; Maleakhir 37. Allah berjanji akan memulihkan kita ketika kita mengakui dosa-dosa kita Yeremia 159. 2. Pertobatan membantu kita untuk menjadi rendah hati Aku menyadari bahwa ketika aku mengalami kesulitan untuk bertobat, seringkali itu karena ada masalah kesombongan dalam diriku. Kesombongan adalah kebutaan rohani yang menyebabkan kita berpikir bahwa standar kita lebih baik dari standar Allah. Lawan dari kesombongan adalah kerendahan hati. Ada sebuah definisi kerendahan hati yang sangat aku sukai, “Rendah hati berarti setuju dengan kebenaran.” Mungkin itulah mengapa Paulus mengatakan bahwa pertobatan membuat kita mengenal kebenaran sehingga kita dapat menjadi sadar 2 Timotius 225-26. Ketika aku bertobat dan belajar untuk setuju dengan kebenaran standar Allah tentang kebenaran dan dosa, aku bertumbuh dalam kerendahan hati. Allah menghargai kerendahan hati Dia mengasihani orang yang rendah hati, dan menentang orang yang congkak Amsal 334; Yakobus 46. Jadi lekaslah bertobat agar kita dapat bertumbuh dalam kerendahan hati dan menerima serta menikmati belas kasihan Allah. 3. Pertobatan menjauhkan Iblis dari kita Pada masa-masa ketika aku dengan sengaja tidak menaati Allah, aku merasa jauh lebih sulit untuk percaya akan kebenaran-Nya. Sebaliknya, rasa bersalah, rasa ragu, dan rasa takutlah yang bersuara nyaring dalam hatiku. Pemikiran seperti, “Allah tidak mengasihimu lagi,” “Habislah kamu. Allah takkan memberikanmu kesempatan lagi,” dan “Allah sudah tidak peduli lagi denganmu sekarang” terus-menerus memojokkanku dan membuatku menjadi tidak damai sejahtera. Namun ketika aku bertobat dan berbalik kepada Allah, bisikan-bisikan Iblis yang menyesatkan ini mulai menghilang dan aku mulai bisa merasakan dan menerima kebenaran Allah lagi. Alkitab mengatakan kepada kita, “Tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” Yakobus 47. Dalam ayat ini, tunduk kepada Allah berarti membersihkan tangan kita dan menyucikan hati kita dari dosa dan hati yang mendua Yakobus 48. Ketika kita berdosa, sesungguhnya kita sedang memberikan izin kepada Iblis untuk mendekat kepada kita, sebab “barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya” 1 Yohanes 38. Iblis itu dekat dengan mereka yang melakukan apa yang Iblis lakukan Yohanes 844. Dan ketika Iblis dekat dengan kita, dia “datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” Yohanes 1010. Ketika kita tunduk kepada Allah dengan bertobat, kita sedang menyatakan bahwa kita adalah milik Allah dan kita dapat melawan Iblis dan pengaruhnya di dalam hidup kita. 4. Pertobatan membebaskan kita dari kuasa dosa Aku benar-benar merasakan ini dalam hidupku. Ketika aku bersikeras melakukan cara-caraku yang berdosa, yang paling rugi adalah diriku sendiri. Meskipun dosa itu terasa manis, pada akhirnya itu amatlah merusak. Dan ketika aku tidak mau mengakui dosa-dosaku kepada Allah karena kesombongan dan rasa maluku, aku akhirnya tetap berkubang dalam dosa-dosaku karena Iblis telah berkuasa di dalam hidupku. Hanya ketika aku mengakui dosa-dosa ini kepada Allah dan orang-orang yang aku percaya, dosa-dosa ini akan kehilangan kuasa untuk menipuku dan menyakitiku lebih lagi. Aku bersyukur karena Allah memberikan kita jalan pengakuan dan pertobatan sebagai cara untuk mendapatkan belas kasih-Nya. Karena Yesus adalah Imam Besar Agung kita yang senantiasa menjadi pengantara kita dengan Allah Ibrani 414, 725, kita dapat “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” Ibrani 416. Alkitab memberi kita janji ini “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” Kisah Para Rasul 319. Jika kita tidak bertobat, kita takkan mampu menerima pertolongan dan kebebasan dari kuasa dosa. 5. Pertobatan membawa kita kepada kepenuhan hidup bersama Yesus Dosa akan membawa kita kepada kematian rohani. Firman Tuhan memberitahu kita bahwa “upah dosa ialah maut” Roma 623 dan Yesus berkata, “jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa” Lukas 133. Sebaliknya, pertobatan membawa kita kepada hidup Kisah Para Rasul 1118 dan keselamatan 2 Korintus 710. Sesungguhnya, ketika kita bertobat, kita mengundang Yesus untuk bersekutu dengan kita. Setelah mengingatkan orang-orang Kristen untuk “merelakan hati kita dan bertobat”, Yesus berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” Wahyu 319-20. Sukacita yang tidak terukur dari memiliki hubungan yang erat dengan Allah adalah apa yang telah Yesus berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya, sehingga kita “mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” Yohanes 1010. Itu akan mengalahkan segala tipuan dan “sukacita palsu” yang ditawarkan oleh dosa apapun! Kekekalan tidaklah dimulai ketika kita sudah ada di surga. Kekekalan itu telah dimulai sekarang dengan mengalami kepenuhan hidup bersama Allah, dan pertobatan memampukan kita untuk mendapatkannya. Akankah kamu bertobat dan kembali mendekat kepada Allah sekarang? Baca Juga Ketika Doaku Hanyalah Berisi Kata-Kata yang Indah Telapak tanganku berkeringat. Jantungku berdegup kencang. Pikiranku kacau. Bukan, aku bukan sedang gugup karena akan menghadapi ujian atau menyampaikan presentasi. Aku gugup karena harus berdoa bersama. Meskipun aku tumbuh di lingkungan keluarga Kristen, aku belum pernah benar-benar berdoa bersama dalam sebuah kelompok sebelumnya.

TesSosiopat: Apakah Saya Mengalami Gangguan Kepribadian Antisosial. Jei. 6914. Sosiopati adalah istilah informal yang mengacu pada pola perilaku dan sikap antisosial. Sosiopat manipulatif dan menipu, kurang empati, dan memiliki hati nurani yang lemah yang memungkinkan mereka untuk bertindak sembrono atau agresif, bahkan ketika mereka tahu Jakarta Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Tidak ada manusia yang benar-benar suci dari segala dosa. Setinggi apapun jabatanmu kini, kamu tak lepas dari dosa. Baik itu dosa kecil ataupun dosa besar. Tata Cara Sholat Tasbih dan Manfaatnya, Bisa untuk Menghapus Dosa Doa-doa yang Harus Dihapal untuk Semua Kejadian agar Terhindar dari Bahaya Tata Cara Sholat Taubat Nasuha dan Bacaan Doa Lengkap Segala dosa yang pernah diperbuat oleh manusia tentu saja bisa diampuni oleh Tuhan asalkan kamu mau bertaubat. Cara bertaubat sendiri ada beberapa jenis, tergantung taubat seperti apa yang kamu lakukan. Dalam Islam pun telah diberitahukan bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa dan menghapus kesalahan kamu dengan bertaubat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS An-Nisa ayat 31 yang artinya sebagai berikut. “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga.”Sebab-sebab diterimanya TaubatJika kamu melakukan dosa ataupun kesalahan, maka segeralah untuk bertaubat. Karena Allah selalu memaafkan hambanya. Dan berikut ini sebab-sebab Allah menerima taubat yang kamu lakukan yang telah dirangkum dari berbagai sumber pada Rabu 23/1/2019. 1. Karena Allah SWT Maha Mengahisi dan Maha Pengampun 2. Agar hamba-hambanya bersih dari dosa dan memperoleh kebahagian di Surga-Nya kelak 3. Orang-orang yang bertaubat tidak mengulangi dosa yang pernah diperbuat 4. Mencegah dari kejahatan dan agar orang-orang lebih banyak melakukan TaubatSebelum kamu melakukan taubat, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu syarat-syarat untuk bertaubat. Dan berikut ini rangkuman syarat bertaubat oleh Kamis 28/2/2019 dari berbagai sumber. 1. Islam, Jika kamu melakukan taubat dengan cara yang dianut oleh Islam, tentu saja kamu haruslah beragama. Karena hal ini pun telah dijelaskan dalam QS An-Nisa ayat 18. “Dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” 2. Ikhlas, saat kamu melakukan sebuah taubat, kamu harus dengan ikhlas untuk menjalankannya. Karena dengan keikhlasan itu artinya kamu hanya mengahrapkan ridho dari Allah SWT. 3. Mengakui dosa, jika kamu benar-benar ingin menghapus semua kesalahan yang pernah diperbuat, kamu harus mengakui kesalahan tersebut di hadapan Allah SWT. Dengan cara mengakui serta memohon keselamatan dengan berdoa kepada Allah. 4. Menyesalai perbuatan, selain kamu harus mengakui dosa, kamu juga diharuskan memiliki rasa penyesalan. Penyesalan tersebut akan memberikan kemampuan kepada kamu untuk takut dan menjadi penghalang apabila kamu berniat melakukan kembali kesalahan atau dosa tersebut. 5. Lepas dan tinggalkan perbuatan dosa. Apabila pelanggaran yang kamu perbuat adalah melakukan larangannya, dan meninggalkan perintahnya, maka kamu harus melaksanakan perintahnya sebagai cara meninggalkan perbuatan dosa tersebut. Hal ini juga tercantum dalam firman Allah SWt dalam QS Al Imran ayat 135. “Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui.”Ada beberapa cara untuk kamu bertaubat dari kesalahan dan dosa yang telah kamu perbuat. Apabila dosa atau kesalahan yang kemu perbuat termasuk dalam dosa kecil, maka kamu perlu untuk bertaubat dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu beristighfar. Namun apabila dosa yang telah kamu perbuat itu besar, maka cara bertaubat yang harus kamu lalukan ialah dengan sholat taubat dan tidak mengulanginya lagi. Kamu juga diharuskan untuk mengerti cara taubat dengan tulus dan sungguh-sungguh bila memang telah melakukan dosa besar seperti zina ataupun syirik. 1. Menyesali dengan sungguh-sungguh Jika kamu ingin bertaubat, maka kamu sebaiknya untuk menyesali segala perbuatan yang telah kamu lakukan dengan sungguh-sungguh. Karena sebuah penyesalan sendiri ialah hakekat untuk bertaubat. Dan apabila kamu masih teringat dengan kemaksiatan yang kamu perbuat, maka kamu harus melawannya dengan kesedihan yang ada. 2. Meninggalkan dosa zina dan semua pemicu Tentu saja untuk meninggalkan sebuah dosa tersebut kamu haru meninggalkan perbuatnnya. Selain itu kamu juga harus meninggalkan dan menjauh dari segala pemicu dosa zina tersebut. 3. Bertekad tidak mengulang kembali Selain mengakui kesalahan dan meninggalan segala pemicu dari dosa zina tersebut, cara bertaubat selanjutanya ialah tidak mengulai kesalahan yang telah diperbuat. Kamu harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali kesalahan tersebut. 4. Dekatkan diri dan banyak beribadah Cara bertaubat yang sangat disarankan tentu saja kembali mendekatkan diri dan banyak beribadah kepada Allah SWT. Karena mendekatkan diri kepada Allah dapat menggugurkan dosa yang telah kamu perbuat. Selain itu telah dijelaskan pula dalam firman Allah di QS Hud ayat 114. “Dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” 5. Sholat Taubat Sholat taubat ini bisa kamu lakukan dengan dua rakaat dan juga niat dalam hati. Niat yang kamu ucapkan hanyalah berniat untuk sholat taubat dan mohon ampunan agar diridhoi oleh Allah SWT. Dan memohon ampunan kepada Allah juga bisa dilakukan dengan sholat taubat ini. Pada saat kamu melakukan sholat taubat, maka kamu pun telah berjanji untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. 6. Cari lingkungan yang baik Lingkungan yang baik tentu saja akan membawa dampak yang baik pula untuk kamu. Oleh karena itu, jika kamu memang bertekad untuk lepas dari segala perilaku tak terpuji, maka kamu harus mencari lingkungan yang baik. Hal ini juga dilakukan untuk memperkuat taubat yang telah kamu lakukan. 7. Rahasiakanlah Dosa yang pernah kamu perbuat sebaiknya rahasiakan. Rahasiakan dosa dari siapapun termasuk orang terdekat anda apalagi orang lain. Dalam sebuah hadist pun Rasulullah pernah bersabda. “Siapa yang tertimpa musibah maksiat dengan melakukan perbuatan semacam ini perbuatan zina, hendaknya dia menyembunyikannya, dengan kerahasiaan yang Allah berikan.” HR. Malik Maka dari itu sebaiknya kamu mulai untuk menjauhi segala jenis dosa yang ada. Dan semoga Allah akan mengampuni setiap dosa yang diperbuat dan selalu meridhoi jalan yang kamu ambil.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Apa yang akan terjadi kepada diri saya jika saya tidak bertobat?” 1. tidak bertobat, Anda adalah hamba dan budak Setan. “Anda di bawah kuasa Setan, dan dikendalikan oleh dia sebagai Anda mungkin tidak berpikir demikian, namun itulah kebenarannya. dalam kondisi Anda yang tidak bertobat. Kecuali seseorang mengalami pertobatan

Tuhan berkata, "Bertobatlah engkau karena Kerajaan Surga sudah dekat" Matius 417. "Dan, lihatlah, Aku segera datang; dan upah-Ku akan Kubawa bersama-Ku, untuk Kuberikan kepada setiap orang sesuai perbuatannya" Wahyu 2212. Tuhan memberitahu kita bahwa syarat untuk masuk ke kerajaan surga adalah untuk mencapai pertobatan sejati, dan bahwa mereka yang tidak bertobat akan tersapu oleh bencana besar dengan banyak tangisan dan kertakan gigi. Lalu apa yang dimaksud dengan pertobatan? Banyak orang percaya kepada Tuhan berpikir bahwa selama mereka berdoa dan mengaku kepada Tuhan, bisa rendah hati dan sabar, menderita dan memikul salib, menyebarkan Injil lebih banyak, dan melakukan banyak perbuatan baik, maka ini adalah pertobatan. Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah pemikiran seperti ini sesuai dengan kehendak Tuhan? Apa yang Tuhan maksudkan ketika Dia meminta umat manusia untuk bertobat? Sebaiknya kita membaca apa yang dikatakan firman Tuhan tentang hal itu. Apa Itu Pertobatan Sejati? Tuhan berkata, "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" Imamat 1145. Dan dalam Wahyu 2214, Dia bernubuat, "Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka dapat memperoleh hak atas pohon kehidupan dan dapat masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu." Tuhan itu kudus. Dia membenci dosa manusia, jadi pertobatan sejati mengacu pada orang yang tidak lagi berbuat dosa untuk melawan Tuhan, mencapai pemurnian dan perubahan dalam watak rusak mereka, seperti keegoisan, tipu daya, arogansi, kejahatan, keserakahan, dan banyak lagi, secara menyeluruh membuang belenggu dosa, mampu sepenuhnya menaati dan mengasihi Tuhan, dan tidak pernah memberontak dan menentang Tuhan. Hanya dengan ungkapan-ungkapan ini mereka dapat menjadi seseorang yang memiliki pertobatan sejati dan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Meskipun kita dapat mengaku dosa dan bertobat kepada Tuhan dan tampak melakukan beberapa perbuatan baik, apakah ini berarti bahwa kita tidak lagi berbuat dosa untuk melawan Tuhan dan mendapatkan penyucian? Kita sering hidup dalam keadaan berbuat dosa dan mengaku dosa dan tidak mampu melaksanakan firman Tuhan, jadi bagaimana kita bisa disebut orang yang benar-benar bertobat? Misalnya, meskipun beberapa orang dapat bekerja keras, mereka sering menghitung kontribusi mereka sendiri, dan memamerkan diri mereka sendiri sehingga orang lain menganggap mereka tinggi dan menghormati mereka. Mereka masih bisa berjuang untuk reputasi dan kepentingan, terlibat dalam perselisihan dan kecemburuan, bahkan membentuk faksi, memecah belah gereja, dan mencoba mendirikan kerajaan mereka sendiri. Dan sebagian orang lain, ketika melihat pendeta dan penatua melakukan hal-hal yang melanggar kehendak Tuhan, bahkan tidak berani mengatakan yang sebenarnya, dan tidak berani menjadi orang jujur ​​yang Tuhan kehendaki, takut menyinggung pendeta dan penatua dan kepentingan mereka sendiri dirugikan. Dalam kehidupan rumah tangga mereka, beberapa orang mengklaim bahwa Kristus adalah kepala rumah tangga mereka, tetapi mereka egois, selalu ingin memiliki keputusan akhir dalam segala hal dan ingin orang lain mendengarkan mereka. Ketika menghadapi bencana alam atau buatan manusia, mereka menyalahkan dan salah memahami Tuhan, dan bahkan dapat mengkhianati Tuhan ... Dari fakta-fakta ini, kita dapat melihat bahwa tidak peduli berapa banyak perbuatan baik yang kita lakukan secara lahiriah, seberapa keras kita bekerja, dan seberapa mampu kita menderita dan membayar harga, ini tidak berarti bahwa kita memiliki pertobatan sejati. Hanya dengan membuang watak rusak kita dan tidak lagi berbuat dosa untuk melawan Tuhan, kita dapat menjadi seseorang yang memiliki pertobatan sejati. Hanya orang-orang seperti itu yang dapat selaras dengan Tuhan dan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Bagaimana Kita Dapat Mencapai Pertobatan Sejati Sekarang kita telah memahami apa itu pertobatan, tetapi bagaimana kita dapat mencapai pertobatan yang sejati? Tuhan Yesus berkata, "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" Yohanes 1612-13. "Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" Yohanes 1248. Dan Alkitab berkata, "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan dan jika itu pertama kali dimulai pada kita, apakah kesudahan dari mereka yang tidak menaati Injil Tuhan?" 1 Petrus 417. "Sucikanlah mereka dengan kebenaran-Mu firman-Mu adalah kebenaran" Yohanes 1717. Ayat-ayat ini menyebutkan "Roh kebenaran itu, datang," "Sucikanlah mereka dengan kebenaran-Mu," dan "penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan." Ini menunjukkan bahwa Tuhan akan mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan setelah kedatangan-Nya di akhir zaman untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia. Ini memampukan kita untuk sepenuhnya melepaskan belenggu dosa, mendapatkan penyucian, menjadi orang yang memiliki pertobatan sejati, dan dibawa ke dalam kerajaan Tuhan. Jadi menerima pekerjaan penghakiman Tuhan yang kembali adalah satu-satunya cara bagi kita untuk mencapai pertobatan sejati dan masuk ke dalam kerajaan surga. Saat ini epidemi sedang menyebar ke seluruh dunia, dan banjir, wabah serangga, dan gempa bumi terjadi satu demi satu di berbagai negara. Nubuatan tentang kedatangan kembali Tuhan pada dasarnya telah digenapi dan Tuhan Yesus memang telah kembali. Sekarang, hanya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang secara terbuka bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan jutaan firman dan melakukan pekerjaan penghakiman baru yang dimulai dari rumah Tuhan di atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia. Ini sepenuhnya menggenapi nubuatan Tuhan Yesus. Orang-orang dari semua agama dan denominasi yang merindukan penampakan Tuhan dan mencintai kebenaran membaca firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, menemukan bahwa itu semua adalah kebenaran, dan menentukan bahwa itu adalah suara Tuhan. Satu demi satu, mereka kembali ke hadapan Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka semua adalah gadis bijaksana yang diangkat di hadapan takhta Tuhan. Mereka menerima penghakiman dan penyucian dari firman Tuhan, dan menghadiri pesta pernikahan Anak Domba. Ini sepenuhnya menggenapi nubuatan ini dalam Wahyu "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku" Wahyu 320. Sekarang firman Tuhan Yang Mahakuasa dan berbagai kesaksian umat-umat pilihan Tuhan tentang mengalami penghakiman dan penyucian Tuhan, telah tersedia secara online untuk dicari dan diselidiki oleh orang-orang dari seluruh dunia. Tuhan Yesus berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" Matius 77. "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh karena kerajaan surga adalah milik mereka" Matius 53. Selama kita mencari dengan hati yang terbuka sesuai dengan firman Tuhan, kita akan menyambut Dia dan menemukan satu-satunya cara untuk mencapai pertobatan sejati dan memasuki kerajaan surga. Catatan Editor Melalui persekutuan di atas, kami percaya Anda sekarang memahami apa itu pertobatan dan bagaimana bertobat. Di sini, kami ingin merekomendasikan Sketsa berjudul "Apakah Kau Benar-Benar Sudah Bertobat?" dan perbincangan "Penghakiman Akhir Zaman." Kami berharap video tersebut akan membantu Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan dan kebingungan lainnya, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui Obrolan Online.

FlyTP.
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/364
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/217
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/153
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/205
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/271
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/230
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/47
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/159
  • pwq5vdx9a1.pages.dev/181
  • apa yang terjadi ketika seseorang bertobat